Ketika rindu itu bukan milikmu,
apa yang kau bisa?
Kecewa, menangis atau ketawa
Ketika tatap itu tak lagi tertuju padamu,
apa kau akan berpaling darinya?
Ketika senyum itu tak ada untukmu,
atau ketika semua menjauh darimu...
Yakinlah, TUHAN mu tetap ada untukmu...
Bantul, 11052015
Minggu, 23 Agustus 2015
PRAMUKA
Seragam kebanggaan,
untuk sebuah petualang..
Melatih tuk cinta pada alam,
dengan serentet aksi mengasyikkan
Tetapi...
Semua semakin terbatas dalam mengasah kepekaan..
hanya sebatas dasar yang masih dirasa kurang,
tak ada yang menantang!
Kenapa tersudut dalam kebijakan?
Kenapa sampai dihentikan?
begitu saja..
dan hanya sebatas perseragaman
bukan pertanaman!
Kemana semangat di waktu sore?
Melihat anak berlatih riang,
petualang..
Ayo semangat, Nak!
Bapak Pandu jangan dilupakan
ditanganmu segenggam harapan,
tak padam...
Bantul, 23082015
untuk sebuah petualang..
Melatih tuk cinta pada alam,
dengan serentet aksi mengasyikkan
Tetapi...
Semua semakin terbatas dalam mengasah kepekaan..
hanya sebatas dasar yang masih dirasa kurang,
tak ada yang menantang!
Kenapa tersudut dalam kebijakan?
Kenapa sampai dihentikan?
begitu saja..
dan hanya sebatas perseragaman
bukan pertanaman!
Kemana semangat di waktu sore?
Melihat anak berlatih riang,
petualang..
Ayo semangat, Nak!
Bapak Pandu jangan dilupakan
ditanganmu segenggam harapan,
tak padam...
Bantul, 23082015
ANAK PEMBAWA SENAPAN
Panas sengatnya tak rapuhkanmu,
untuk mencari mangsa
dengan laras panjang yang kau bawa!
Apa kau bangga, Nak?
Mereka bebas mengepak di sana..
Mereka menanti harapan yang dibawa..
Mereka hanya rombongan tak berdosa,
tapi mengapa, Nak?
Penghargaankah yang kau harap?
Pujiankah yang kau pinta?
Atau seonggok kata tuk buat kau bangga,
dan mengorbankan mereka?
Tidakkah kau masih butuh ilmu di sana?
bekal masa depanmu dan untuk negrimu
dan mainanmu bukan itu, Nak!
Karna sungguh itu racun yang mematikanmu,
dari jiwa sosial
membuatmu jadi ber-ego tinggi
dan entah bagaimanakah nasib suatu negri
karna laras panjang ini,
dan jalan ini masih kau telusuri
Bantul, 23082015
untuk mencari mangsa
dengan laras panjang yang kau bawa!
Apa kau bangga, Nak?
Mereka bebas mengepak di sana..
Mereka menanti harapan yang dibawa..
Mereka hanya rombongan tak berdosa,
tapi mengapa, Nak?
Penghargaankah yang kau harap?
Pujiankah yang kau pinta?
Atau seonggok kata tuk buat kau bangga,
dan mengorbankan mereka?
Tidakkah kau masih butuh ilmu di sana?
bekal masa depanmu dan untuk negrimu
dan mainanmu bukan itu, Nak!
Karna sungguh itu racun yang mematikanmu,
dari jiwa sosial
membuatmu jadi ber-ego tinggi
dan entah bagaimanakah nasib suatu negri
karna laras panjang ini,
dan jalan ini masih kau telusuri
Bantul, 23082015
Sabtu, 22 Agustus 2015
KAU RENGKUH AKU
Di rerintikan hujan yang menderu,
kau melihatku...
Dari dekatnya pandangmu,
kau bawa peneduhmu untukku..
kau bawa aku menjauh dari raungan kilat yang tak mereda,
gemuruh!
Kau bawa aku dalam istana, dan aku hanya diam terpaku!
Waktu...
Jika tak hampiriku kala itu,
mungkin aku dalam takutku yang mencekam,
tanpa penghiburku,
tanpa pelindungku..
mendengar gelegar dan merasakan dinginnya beku
Oh kakak, oh ibu...
Kau jagakanku hingga sinar menghampiriku dan yakinkanku dalam hangatmu
Dan tiap kabar tentangmu,
aku tahu!
Tapi aku bukanlah sosok yang tak tahu menahu...
aku hanyalah kecil yang menikmati masaku, bahagyaku..
meski tak seperti lainnya!
Waktu...
Ku melihatmu dalam mimpiku,
meski sederet rencana indahmu disana,
untuk yang tercinta
tapi hikmahnya terbukti dalam nyata,
kau tiada!
Bukan sesal yang menjelma,
Tapi cerita menyusuri jalan yang kau lalui, begitu...
meninggal kesan, meninggal kenangan
bagi yang mencinta
Bantul, 22082015
kau melihatku...
Dari dekatnya pandangmu,
kau bawa peneduhmu untukku..
kau bawa aku menjauh dari raungan kilat yang tak mereda,
gemuruh!
Kau bawa aku dalam istana, dan aku hanya diam terpaku!
Waktu...
Jika tak hampiriku kala itu,
mungkin aku dalam takutku yang mencekam,
tanpa penghiburku,
tanpa pelindungku..
mendengar gelegar dan merasakan dinginnya beku
Oh kakak, oh ibu...
Kau jagakanku hingga sinar menghampiriku dan yakinkanku dalam hangatmu
Dan tiap kabar tentangmu,
aku tahu!
Tapi aku bukanlah sosok yang tak tahu menahu...
aku hanyalah kecil yang menikmati masaku, bahagyaku..
meski tak seperti lainnya!
Waktu...
Ku melihatmu dalam mimpiku,
meski sederet rencana indahmu disana,
untuk yang tercinta
tapi hikmahnya terbukti dalam nyata,
kau tiada!
Bukan sesal yang menjelma,
Tapi cerita menyusuri jalan yang kau lalui, begitu...
meninggal kesan, meninggal kenangan
bagi yang mencinta
Bantul, 22082015
Langganan:
Postingan (Atom)